« Home | Catatan dari Paris- Membaca Adalah Keniscayaan ole... » | Cinta Dalam Ceritaoleh: Ragil RomlyNAPAS saya meng... » | Melesatkan Ide Cerita Novelmu oleh : wiku baskoroT... » | "Menemukan" Lagi Masa Kecil oleh : Kandi Sekarwula... » | Menjadi Bijak dengan Buku (Adi Toha, email: jalain... » | Novelis Qaisra ShahrazPakistan dan "Perempuan Suci... » | Pasar Buku Murah dan Berkualitas (Liputan di Piki... » | Seratus Tahun tak TerlupakanOleh : Imam Hidayah Us... » | Buku Bagus Pertama Pecahkan Cerita Misterimu ... » | Rumah BukuBuku, Lagu, Film, Semua Ada di SiniPADA ... »

Jadi Distributor BukuDari Mana Kita Memulai?

ADA ribuan judul buku yang terbit setiap tahun. Bagaimana caranya untuk sampai ke tangan konsumen? Kurang lebih di sinilah peran para distributor buku. Namun, seberapa besar peluang menjadi distributor buku dan dari mana kita memulainya?

Dalam rantai perbukuan, sejatinya posisi distributor buku berada di tengah-tengah antara penerbit dan toko buku (lalu berujung ke konsumen). Dibanding posisi yang lain, menjadi distributor buku boleh dibilang relatif lebih "enak". "Dengan modal kecil, bahkan tanpa modal, kita bisa menjadi distributor," kata Rudi, Kepala Distribusi Regional 2 Mizan Media Utama dalam Workshop Buku "5 in One", Kelas Distributor Buku di Perpustakaan Bale Pustaka, Sabtu (25/11).

Meski mudah karena minim modal, dalam menjalankannya tidak sesederhana itu juga. Yang penting untuk diperhatikan adalah membangun peta jaringan distribusi. Distributor buku harus tahu bagaimana proses kerja sama dengan toko buku dan penerbit. Kerja membangun jaringan awalnya mungkin tidak mudah. Namun, jika sudah dilakukan dengan baik, selanjutnya ini justru akan mempermudah pekerjaan. "Jaringan harus dibuat seefektif mungkin sehingga biaya-biaya yang keluar dapat seefisien mungkin," kata Rudi, yang sudah 12 tahun menjadi distributor buku.

Bicara bisnis perbukuan, menurut Rudi, peluang untuk berkecimpung di dalamnya masih terbuka lebar. Salah satu indikator, misalnya, perkembangan toko buku masih sedikit. Pemainnya masih itu-itu saja, yaitu toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung, dan beberapa toko buku besar lainnya yang notabene mapan.

Di sisi lain, toko-toko buku di luar yang mapan itu tadi (kerap disebut "alternatif"), banyak juga bermunculan di Bandung. Dalam kaitannya dengan peran distributor buku, hal ini bisa menjadi peluang tersendiri.

Selain ke toko buku, Rudi malah menyodorkan ide untuk mendistribusikan buku ke factory outlet atau kafe yang marak di Bandung. Toh, banyak orang "berduit" di sana. Bahkan, juga pesantren, selain sekolah umum lainnya. Intinya, inovatif agar tidak mati.

Kawan Kampus ada yang berminat? Rudi memberi sedikit tips. Datangi saja penerbit dan ajukan diri untuk menjadi distributor buku. Misalnya, untuk di lingkungan kampus. Jangan lupa beri tahu kalau kawan Kampus siap dengan laporan rutinnya. "Selain itu, kalau perlu buat bazar buku sendiri," katanya.

Soal keuntungan, dituturkan Rudi, distributor buku seringnya hanya bisa mengambil sedikit. Belum lagi repotnya urusan tagih-menagih (tunggakan) di sana-sini. Namun demikian, baginya bisnis buku memang berbeda dengan bisnis lainnya. Ada niat membangun intelektualisme di sana. "Bisnis buku sama dengan membangun peradaban," katanya.

Workshop dengan peserta sekira 20-an orang ini adalah yang kedua kalinya digelar oleh agen literasi Dipansenja, setelah workshop pertama untuk kelas toko buku beberapa waktu yang lalu. Workshop gratis ini diadakan setiap Sabtu, tanggal 25 November-16 Desember 2006. Tema dan narasumber berbeda setiap minggunya dan kemasan acara berbentuk diskusi/sharing.

Kegiatan workshop distributor buku ini akan disusul dengan workshop penerbitan (periode ketiga), workshop perpustakaan/taman bacaan (periode keempat), dan workshop penulisan/pascanaskah (periode kelima). Tujuannya, tak lain untuk membentuk jaringan perbukuan yang sehat. Bukan apa-apa. Semua lini kegiatan perbukuan sebaiknya solid karena kalau satu mandek, maka semua mandek. Informasi seputar workshop ini dapat diakses melalui milis workshopbuku@yahoogroups.com.
***

dewi irmakampus_pr@yahoo.com, pernah dimuat di Pikiran Rakyat, suplemen kampus 30 Nopember 2006